Elon Musk menyatakan batal untuk membeli Twitter senilai US$44 miliar, menurut sebuah surat dari pengacaranya kepada perusahaan media sosial tersebut.
Elon Musk mengumumkan pada hari Jumat bahwa ia batal membeli Twitter setelah perusahaan gagal memberikan kejelasan tentang jumlah akun palsu. Twitter pun membalas, mengatakan akan menuntut CEO Tesla untuk menegakkan kesepakatan.
Pengacara Musk mengatakan bahwa Twitter telah melanggar ketentuan perjanjiannya, dengan tidak menyerahkan data yang dapat digunakan untuk mengukur masalah akun palsu di perusahaan media sosial itu.
Karena banyak akun spam

Mengutip APNews.com, dalam sebuah surat kepada dewan Twitter, pengacara Musk, Mike Ringler, mengeluh bahwa kliennya selama hampir dua bulan gagal mendapatkan data untuk menilai prevalensi akun “palsu atau spam” di platform media sosial tersebut.
- Advertisement -
“Twitter telah menolak untuk memberikan informasi ini. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada mr. Musk,” kata surat itu, dikutip dari APNews, Sabtu (9/7).
Musk mengklaim bahwa dia membatalkan kesepakatan karena Twitter “melanggar banyak ketentuan” dari perjanjian asli, yang ditandatangani pada bulan April.
Twitter mengancam balik

Ketua dewan Twitter, Bret Taylor, dalam cuitannya, “Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi dengan harga dan persyaratan yang disepakati dengan Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Delware Court of Chancery.” Mengutip akun twitternya, Sabtu (9/7).
Pengadilan di Delware sering menangani perselisihan bisnis diantara banyak perusahaan, termasuk Twitter, yang bergabung di sana.
Twitter, bagaimanapun, berharap bahwa proses pengadilan akan dimulai dalam beberapa minggu dan diselesaikan dalam beberapa bulan, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/7).
Dampak jika akuisisi itu gagal

Elon Musk sebelumnya melakukan kesepatakan senilai US$44 miliar setara Rp658 T untuk mengakuisisi Twitter pada bulan April, tetapi menunda pembelian sampai perusahaan dapat membuktikan bahwa akun bot spam kurang dari 5 persen dari total penggunanya.
Kontrak tersebut meminta Musk membayar Twitter sebesar US$1 miliar jika tidak dapat menyelesaikan kesepakatan karena alasan seperti pembiayaan akuisisi gagal atau regulator memblokir kesepakatan. Namun, biaya pembatalan tidak akan berlaku jika itu datangnya dari Musk yang ingin mengakhiri kesepakatan itu sendiri.
Pengabaian Musk dari kesepakatan menimbulkan ketidakpastian atas masa depan Twitter dan sahamnya ditengah kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan potensi resesi di Amerika.
Sumber : APNews, Yahoo Finance, Twitter