Kebiasaan buruk wirausaha ada dalam aspek kepemimpinan, pahami penyebabnya agar bisnis berhasil dengan keuntungan jangka panjang.
Kebiasaan buruk wirausaha seperti apa yang bisa mencegah bisnis Anda berhasil? Setiap pengusaha pasti ingin sukses, tetapi kenyataan yang menyedihkan bahwa hanya 20% perusahaan rintisan yang bertahan di dua tahun pertama. Alasan utama karena kepemimpinan yang buruk.
Memiliki ide unik, mendapatkan tim berbakat yang bersemangat, dan punya rencana kerja yang presisi tidak akan mampu menyelamatkan bisnis jika kesalahannya ada di unsur kepemimpinan.
Pengertian kepemimpinan menurut Stoner adalah sebuah proses dalam mempengaruhi atau mengarahkan sebuah kegiatan. Kegiatan tersebut terkait dengan kelompok atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
- Advertisement -
Beragam masalah biasanya silih berganti, seperti tuntutan hukum, persaingan pasar, atau cacat ketika peluncuran, tetapi bencana ini jarang menjadi penyebab kegagalan atau kemunduran bisnis. Sebaliknya, masalah terjadi dari akumulasi kebiasaan buruk yang muncul tanpa Anda sadari tetapi secara bertahap menurunkan efisiensi dan momentum bisnis.
Mari kita luangkan waktu untuk mengidentifikasi dan mencoba menghilangkan 10 kebiasaan buruk kepemimpinan wirausaha di perusahaan Anda, seperti dalam uraian berikut ini.

1. Fokus pada banyak hal sekaligus
Kewirausahaan memberikan kesibukan yang luar biasa. Anda akan memainkan banyak peran, menangani banyak tanggung jawab dan menghasilkan banyak ide baru setiap harinya. Namun, Anda harus mempersempit fokus hanya kepada prioritas terbesar atau usaha Anda akan menurun sehingga gagal membuat kemajuan yang berarti.
2. Hanya terlalu fokus pada satu hal
Terlalu fokus pada satu tujuan atau satu tanggung jawab, sehingga mengabaikan elemen lain dari bisnis Anda adalah kesalahan berikutnya. Anda jangan terobsesi untuk membuat peluncuran sempurna, tetapi pernahkah terpikir apa yang akan Anda lakukan pada bulan-bulan berikutnya setelah peluncuran.
3. Menunda membuat sistem dan proses
Pada awal-awal pengembangan sebagian besar bisnis berjalan cukup santai. Hanya ada segelintir pekerja, lokasi operasional yang tidak mencolok, klien yang bisa dihitung jari, dan sedikit aturan yang menentukan proses, perilaku atau hierarki. Tidak menyenangkan untuk membuat sistem, tetapi itu diperlukan jika Anda ingin meningkatkan skalabilitas.
4. Terlalu menjanjikan
Paradigma yang salah ketika sebagai sebuah bisnis baru, Anda berkesempatan untuk mendapatkan klien terbaik namun dengan cara membengkokkan kebenaran dan melebih-lebihkan kapasitas. Karena terlalu menjanjikan, walaupun solusi jangka pendek, tetapi akan menjadi bom waktu masalah dalam jangka panjang.
5. Tidak mengambil risiko
Pengambilan risiko merupakan prinsip dasar kewirausahaan yang sukses. Memulai bisnis itu sendiri adalah risiko. Perusahaan yang baik tidak berhasil bermain aman dan hanya perpegang teguh pada yang mereka ketahui. Mereka selalu bereksperimen dengan sudut pandang baru, layanan baru dan pendekatan yang lebih efisien. Hindari stagnasi bisnis Anda hanya karena menghindari risiko.
6. Gagal mendelegasikan
Sulit untuk melepaskan tanggung jawab, terutama ketika bisnis ibarat bayi kecil Anda. Anda mungkin berpegang teguh pada setiap tugas, karena keingingan terhadap kesempurnaan atau komitmen yang tinggi pada pekerjaan Anda sendiri, tetapi Anda tidak dapat melakukan ini selamanya. Belajarlah untuk mempercayai rekan satu tim Anda dan delegasikan secara efisien — itu satu-satunya cara untuk menyatukan tim sebagai penggerak yang kompak.
7. Manajemen mikro
Berbicara tentang mengelola tim, tahan keinginan untuk mengelola karyawan Anda secara mikro. Manajemen mikro melahirkan kebencian, karena itu menunjukkan ketidakpercayaan dan gangguan terhadap pola kerja yang sehat. Selain itu berhentilah juga mengelola aspek lain dari bisnis Anda secara mikro; misalnya, meninjau trafik situs setiap harinya tidak akan membantu Anda melihat tren jangka panjang.
8. Menjadi reaktif daripada proaktif
Ini adalah kebiasaan yang membunuh bisnis karena kesalahan dalam menangani situasi tertentu. Pengusaha reaktif menanggapi suatu insiden melalui audit dan evaluasi untuk menemukan penyebab masalah. Pengusaha proaktif selalu menggunakan penelitian dan persiapan untuk mengurangi risiko sebelum masalah terjadi.
9. Terlalu mengkhawatirkan uang
Ya, uang itu penting karena jika Anda mengabaikan arus kas atau profitabilitas, bisnis Anda akan runtuh. Namun, uang seharusnya tidak menjadi satu-satunya tujuan. Anda bisa fokus membuat produk terbaik, fokus menginspirasi tim, atau fokus menjadi pemimpin terbaik.
10. Tidak pernah mengambil cuti
Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar pengusaha adalah pecandu kerja. Prinsip mereka — semakin banyak kami kerja, semakin banyak kemajuan yang dapat kami lihat. Namun, terlalu bekerja keras, selama berhari-hari lembur berturut-turut, ini kebiasaan yang akan merusak kesehatan fisik dan mental.
Kebiasaan buruk wirausaha ini, mungkin tampak sederhana, tetapi ketika diulang terus menerus, kapasitas destruktifnya dapat mencegah perusahaan Anda sukses. Semakin proaktif Anda dalam memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ini, dan semakin Anda bertekad untuk menghilangkannya, semakin besar peluang membawa bisnis Anda menuju pertumbuhan dan keuntungan jangka panjang.